Nasi goreng adalah salah satu hidangan paling populer di Indonesia dan diakui secara internasional sebagai bagian dari warisan kuliner Nusantara.
Meskipun dikenal luas sebagai makanan khas Indonesia, nasi goreng memiliki sejarah panjang yang dipengaruhi oleh berbagai budaya dan tradisi kuliner.
Secara historis, nasi goreng diyakini berasal dari tradisi Tionghoa yang kemudian diadaptasi dan dikembangkan di Indonesia.
Masyarakat Tionghoa memiliki kebiasaan untuk tidak membuang sisa makanan, termasuk nasi. Mereka menciptakan nasi goreng sebagai cara untuk mengolah nasi sisa agar tidak terbuang. Penggorengan nasi dengan bumbu dan kecap dianggap dapat menambah cita rasa sekaligus mengawetkan nasi.
Nasi goreng mulai dikenal di Indonesia sekitar abad ke-10, seiring dengan migrasi besar-besaran masyarakat Tionghoa ke Nusantara. Resep dasar nasi goreng kemudian mengalami modifikasi sesuai dengan selera dan bahan-bahan lokal yang tersedia di berbagai daerah di Indonesia.
Setelah diperkenalkan oleh pendatang Tionghoa, nasi goreng mengalami berbagai variasi di berbagai wilayah Indonesia. Setiap daerah memiliki versi nasi gorengnya sendiri, misalnya:
1. Nasi Goreng Jawa: Menggunakan bumbu yang lebih kaya, seperti terasi dan cabai.
2. Nasi Goreng Kampung Biasanya disajikan dengan irisan ayam, kerupuk, dan potongan cabai rawit.
3. Nasi Goreng Padang. Beraroma rempah khas dengan tambahan rendang atau gulai sebagai pelengkap.
Nasi goreng tidak hanya populer di Indonesia, tetapi juga telah diadaptasi di banyak negara lain. Di Malaysia dan Singapura, misalnya, ada varian nasi goreng dengan citarasa lokal. Bahkan, hidangan ini telah masuk dalam daftar makanan terenak di dunia versi CNN pada tahun 2011.
Nasi goreng kini dianggap sebagai salah satu ikon kuliner Indonesia, bersama dengan sate dan rendang. Hidangan ini sering disajikan dalam berbagai acara resmi dan informal, serta menjadi favorit turis mancanegara. Penyajian nasi goreng juga sangat bervariasi, mulai dari restoran mewah hingga pedagang kaki lima.
​
