Maninjau, Sumatera Barat – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, terus berupaya mengembangkan potensi wisata kuliner berbasis ikan endemik yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Inisiatif ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat dan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Maninjau, Sumatera Barat – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan Danau Maninjau, Kabupaten Agam, terus berupaya mengembangkan potensi wisata kuliner berbasis ikan endemik yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Inisiatif ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah setempat, dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat dan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Ikan endemik yang menjadi ikon kuliner di Maninjau adalah ikan bilih dan ikan mas, yang memiliki cita rasa khas dan menjadi daya tarik utama wisata kuliner di daerah ini. UMKM setempat memanfaatkan kekayaan sumber daya alam tersebut untuk mengembangkan berbagai olahan ikan, seperti pindang, bakar, pepes, hingga olahan inovatif lainnya yang dikemas menarik untuk menarik minat wisatawan.

Pemerintah Kabupaten Agam melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyadari pentingnya mengangkat potensi lokal ini sebagai bagian dari strategi pengembangan wisata berbasis komunitas. Melalui program pelatihan dan pendampingan, UMKM diberikan pengetahuan tentang pengelolaan usaha, pengemasan, pemasaran digital, serta inovasi resep agar produk mereka lebih bersaing di pasar.

Salah satu pelaku UMKM, Rina (45), mengungkapkan bahwa sejak mengikuti pelatihan, dia mulai mengembangkan menu olahan ikan endemik yang lebih variatif dan menarik perhatian pengunjung. “Kami belajar cara mengolah ikan bilih agar tidak hanya sekadar digoreng, tetapi juga dibuat menjadi menu yang lebih modern dan menarik. Dengan begitu, wisatawan semakin tertarik untuk mencicipi kuliner khas Maninjau,” ujarnya kepada TVRI Sumatera Barat, Sabtu (22/4).

Selain itu, pengembangan wisata kuliner ikan endemik ini juga didukung oleh promosi melalui media sosial dan platform digital lainnya. UMKM diajak untuk memanfaatkan teknologi agar produk mereka dikenal luas, termasuk melalui paket wisata kuliner yang menggabungkan keindahan alam Danau Maninjau dengan sajian kuliner khas. Dengan begitu, wisatawan tidak hanya menikmati panorama alam, tetapi juga merasakan keunikan cita rasa ikan endemik yang tersaji di berbagai warung dan restoran lokal.

Pemerintah daerah juga menginisiasi program Festival Ikan Endemik Maninjau yang dihelat setiap tahun sebagai ajang promosi sekaligus mempererat solidaritas antar pelaku usaha. Festival ini menampilkan berbagai lomba memasak, demo resep inovatif, serta pasar kuliner yang menawarkan berbagai olahan ikan khas daerah. Tujuannya adalah menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan pendapatan masyarakat UMKM.

Pengembangan wisata kuliner ikan endemik ini diharapkan mampu menjadi motor penggerak perekonomian masyarakat sekitar dan memperkuat branding objek wisata Danau Maninjau sebagai destinasi wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan kuliner khas. Selain meningkatkan nilai ekonomi, program ini juga mendukung pelestarian budaya kuliner lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Dalam jangka panjang, diharapkan UMKM di Maninjau mampu memperluas pasar, memperbaiki kualitas produk, dan memperkenalkan kekayaan kuliner ikan endemik ke tingkat nasional maupun internasional. Dengan kolaborasi semua pihak, potensi wisata kuliner ini diyakini mampu memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan menjaga keberlangsungan kekayaan budaya dan sumber daya alam di kawasan Danau Maninjau.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *